Sabtu, 21 September 2013

Cara Simulasi Arduino di Proteus

Baiklah kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai tata cara mensimulasikan program Arduino Uno menggunakan sebuah software yang bernama proteus.
Sehingga bagi anda yang belum bisa memiliki hardware nya, anda bisa belajar dengan menggunakan software simulasi ini.
Berikut langkah-langkahnya:

  1. Install software proteus terlebih dahulu.
  2. Setelah proses install selesai anda harus memiliki Library khusus Arduino Uno. Dan anda bisa download >>>>DISINI<<<<
  3. Setelah proses download selesai anda hanya perlu memasukkan file-file library yang anda download tadi ke folder library nya proteus. cara nya buka Program Files --> Labcenter Electronics--> Proteus 7 Profesional--> LIBRARY. Nah, anda tinggal "paste" file library yg anda download tadi disini.
  4. Setelah itu anda buka program proteus nya dengan mengklik icon ISIS 7 Profesional yang ada di dekstop anda.
  5. Nah, sebelum lebih jauh mari kita jalan-jalan sebentar ke software arduino kita.
  6. Setelah anda membuat program di software arduino nya anda klik icon "verify" yang berbentuk tanda centang.
  7. Jika program anda tidak bermasalah anda lihat di comand pada tampilan di bawahnya. Anda scroll ke bagian paling bawah yang bertuliskan "Binary sketch size: 1.084 bytes" (tidak harus sama).
  8. Dan diatas tulisan tadi ada lokasi program anda, nah itulah yang anda copy dengan cara memblok dan CTRL+C.
  9. Setelah itu buka lagi proteus anda dan anda klik icon huruf "P" dan anda akan melihat tampilan seperti ini.
  10. Lalu anda ketik keyword nya "arduino" lalu anda pilih yang "SIMULINO V 2.0 B" lalu klik ok.
  11. Lalu anda tentukan posisi nya maka akan jadi seperti ini.
  12. Lalu anda klik 2 kali gambar arduino nya dan akan tampil seperti ini. 
  13. Setelah itu anda paste posisi program yg telah anda copy dari software arduino tadi  (lihat disana ada icon berbentuk folder). Lalu klik Ok
  14. Dan sekarang program anda sudah masuk di simulatornya. Sekarang anda tinggal merangkai sesuai dengan program yang anda buat. Contohnya seperti ini:
  15. Jika sudah selesai anda tinggal running saja dengan cara klik icon PLAY yg ada di pojok kiri bawah.
  16. Anda tinggal lihat saja hasilnya.

    Demikianlah postingan saya kali ini, semoga bisa bermanfaat buat anda semua. :)

Jumat, 20 September 2013

Operasional Amplifier (Op-Amp)





Operational Amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguatelektronika dengan sambatan (bahasa Inggris: couplingarus searah yang memiliki bati (faktor penguatan atau dalam bahasa Inggris:gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. [1][2] Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741.

Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah.

Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.[1] Karakteristik penguat operasional ideal adalah:[1]
  1. Bati tegangan tidak terbatas.[1]
  2. Impedansi masukan tidak terbatas.[1]
  3. Impedansi keluaran nol.[1]
  4. Lebar pita tidak terbatas.[1]
  5. Tegangan ofset nol (keluaran akan nol jika masukan nol).


Sejarah

Awal dari penggunaan penguat operasional adalah tahun 1940-an, ketika sirkuit elektronika dasar dibuat dengan menggunakan tabung vakum untuk melakukan operasimatematika seperti penjumlahanpenguranganperkalianpembagianintegral, dan turunan.[5] Istilah penguat operasional itu sendiri baru digunakan pertama kali olehJohn Ragazzini dan kawan-kawan dalam sebuah karya tulis yang dipublikasikan pada tahun 1947.[6] Kutipan bersejarah dalam karya tulis tersebut adalah:
"As an amplifier so connected can perform the mathematical operations of arithmetic and calculus on the voltages applied to its inputs, it is hereafter termed anoperational amplifier." (Ragazzini, et.al, 1947)[6] (dalam bahasa Indonesia: "Oleh karena penguat dapat dihubungkan untuk melakukan operasi matematika dan kalkulus terhadap tegangan yang dikenakan terhadap masukannya, maka digunakan istilah penguat operasional.")[6]
Saat ini penguat operasional tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan tidak lagi menggunakan tabung vakum, melainkan menggunakan transistor.[5] Dalam suatu sirkuit terpadu penguat operasional umumnya terdapat lebih dari 25 transistor beserta resistor dan kapasitor yang diperlukan hanya dalam satu cip silikon.[5] Hasilnya, penguat operasional modern hanya membutuhkan tegangan listrik +/- 18 V, bahkan beberapa jenis seperti LM324 dapat berjalan pada tegangan hanya +/- 1,5 V.[5][7]Penguat operasional KA741 dari Fairchild Semiconductor yang banyak digunakan bahkan hanya berukuran 5,7 mm x 4,9 mm x 1,8 mm dan tersedia di pasaran dengan harga hanya Rp3.500 (US$0,37).

Bagian Dalam
Ada beberapa hal menarik tentang sirkuit internal 741.[9] Yang pertama adalah transistor masukan terhubung dengan konfigurasi pengikut emiter NPN yang keluarannya terhubung secara langsung kepada sepasang transistor PNP yang terkonfigurasi sebagai penguat basis bersama.[9] Konfigurasi ini memisahkan masukan dan mencegah sinyal umpan balik yang mungkin memiliki efek berbahaya yang bergantung pada frekuensi.[9]
Pasangan transistor pada bagian yang diwarnai dengan warna merah pada diagram disebut cermin arus, di mana basis terhubung langsung dengan kolektor pada salah satu transistor dari tiap pasangan dan kedua transistor saling terhubung pada emiter.[9] Penggunaan cermin arus pada sirkuit masukan, yaitu pasangan transistor Q8 dan Q9 serta pasangan Q12 dan  Q13 , memungkinkan masukan menerima ayunan teganganragam bersama tanpa melewati rentang daerah aktif tiap transistor dalam sirkuit.[9] Sedangkan cermin arus ketiga, yaitu pasangan transistor Q10 dan Q11 membentuk cermin arus yang agak berbeda dengan resistorbernilai 5 K\Omega terhubung secara seri dengan emiter membatasi arus kolektor menjadi hampir nol sehingga dapat menjadi hubungan impedansi tinggi kepada catu daya negatif dan tidak membebani sirkuit masukan.[9]
Keunikan lain dalam sirkuit internal ditunjukkan dengan warna hijau, di mana kedua resistor bias transistor terhubung sedemikian hingga tidak terlihat adanya sinyal masukan kepada basis transistor.[9] Bila diasumsikan tidak ada arus basis yang mengalir pada transistor, dan nilai V_{BE} sebesar 0,625 Volt maka menurut hukum Ohm akan diperlukan arus sebesar 0,625 V ÷ 7,5 K\Omega = 0,0833 mA melalui resistor antara basis dan kolektor.[9] Arus tersebut juga harus mengalir melalui resistor antara basis dan emiter sehingga menimbulkan tegangan jepit sebesar 0,0833 mA × 4,5 K\Omega = 0,375 V sehingga menghasilkan total tegangan jepit melalui dua resistor sebesar 0,625 V + 0,375 V = 1,0 V.[9] Hal ini digunakan untuk memberikan beda tegangan internal sebesar 1 Volt berapa pun tegangan keluaran keseluruhan sirkuit.





Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More